Friday, February 4, 2011

Karya Seni Rupa Zaman Batu

Karya seni rupa Indonesia yang diketemukan pada zaman batu, yaitu :

1) Karya Seni Bangunan

Bangunan yang paling tua diketemukan pada zaman batu menengah

(Mesolitikum) berupa gua-gua yang terdapat di daerah pantai seperti di

pantai-pantai Sulawesi Selatan. Peninggalan yang berupa bukit kerang

diketemukan di daerah Sumatera selatan, berdasarkan bukti-bukti berupa

sisa-sisa sampah maka dapat dipastikan pada zaman batu menengah

sudah didirikan rumah panggung.

Pada zaman Neolitikum kebudayaan masyarakatnya mulai berkembang

dengan dibuatnya rumah dari kayu dan bambu yang sampai sekarang

masih tersisa di beberapa daerah di wilayah Indonesia. Selain bangunan

dari bahan kayu dan bambu, pada zaman batu besar dikenal pula

bangunan yang terbuat dari batu untuk keperluan keagamaan dan

kepercayaan, seperti :
  • Dolmen (bangunan makam)
  • Punden (bangunan berundak)
  • Menhir (bangunan tugu)
  • Dalam bentuk perabot seperti : meja batu, kursi batu, tahta batu, dsb.

Dolmen

2) Karya Seni Lukis

Karya seni lukis yang paling tua diketemukan pada zaman batu

menengah, yaitu berupa lukisan pada dinding gua seperti: lukisan

binatang buruan yang terdapat di dinding gua Leang-Leang di Sulawesi

Selatan. Lukisan ini dikerjakan dengan cara menoreh dinding gua dengan

penggambaran binatang yang realistic dibubuhi dengan warna merah,

putih, hitam dan coklat yang dibuat dari bahan pewarna alam.Sedangkan

lukisan lambang nenek moyang yang berbentuk setengah binatang dan

setengah manusia dan juga lukisan lukisan cap-cap tangan terdapat di

dinding gua di Irian Jaya, lukisan ini dikerjakan dengan teknik semprotan

warna (aerograph). Lukisan-lukisan pada zaman batu menengah tidak

dibuat sebagai hiasan semata melainkan mengandung tujuan tertentu dan

dianggap memiliki kekuatan magis.

Lukisan yang berupa pahatan serta hiasan yang terdapat pada bagian-

bagian bangunan adat dan pada benda-benda kerajinan mulai dibuat pada

jaman Neolitikum dan megalitikum. Lukisan pada zaman Neolitikum

bersifat ornamentik yang statis dengan motif-motif perlambangan dan

geometris, sedangkan pada zaman megalitikum bersifat ornamentik yang

lebih dianmis.

3) Karya Seni patung

Karya seni patung Indonesia pada zaman pra-sejarah mulai dikenal

pada zaman Neolitikum berupa patung-patung nenek moyang dan

patung penolak bala. Gaya patungnya disesuaikan dengan bahan

baku yang digunakan, yaitu batu, kayu serta bahan lainnya, selain

itu patungnya juga banyak dipengaruhi seni ornamentik. Hasil-hasil

peninggalan di Jawa Barat menunjukan bahwa patung-patung memiliki

ukuran besar dengan gaya statis, frontal dan bersifat monumentalis.

Sedangkan yang ditemukan di daerah Pasemah (Sumatera Selatan)

gayanya lebih dinamis dan fiktural. Di daerah lain seperti di daerah

Nias, Toraja dan Dayak pada zaman Megalitikum sampai saat ini

masih ditemukan peninggalan karya patung. Contoh seni patung hasil

peninggalan zaman batu, seperti Arca Batu Gajah yaitu batu besar yang

dihiasi seseorang yang sedang menunggang binatang buruan, contoh lain

yaitu Arca batu yang menampakan seseorang laki-laki menegendarai

seekor lembu.

Arca Batu Gajah

4) Karya Seni Kerajinan

Kebutuhan akan perabot dan didukung oleh kekayaan alam Indonesia

memungkinkan untuk berkembangnya seni kerajinan sejak awal

zaman batu. Pada zaman batu menengah telah dimulai dikerjakan

benda gerabah. Hasil peninggalan berupa gerabah dapat diketahui dari

peninggalan yang terdapat di daerah Sumatera Utara berupa pecahan

gerabah yang tergali dari bukit kerang. Teknik pembuatan gerabah yang

dikenal pada zaman itu sangat sederhana, yaitu dengan cara memilin

tanah liat kemudian menumpuknya (coiled pottery) dan dengan cara

membentuk dengan tangan (Moulding), teknik pembakarannya juga

dilakukan dengan sederhana. Perkembangan teknik pembuatan dan

disain kerajinan gerabah baru terjadi pada akhir zaman batu menengah.

Tanda-tanda perkembangannya terlihat dari hiasan yang diterapkan pada

benda gerabah, seperti goresan pada dinding gerabah, dengan membuat

teraan bahan tenunan atau kulit kerang serta dengan membubuhi warna

tanpa melalui proses pembakaran. Pada zaman ini juga diperkirakan

telah ada kerajinan tenun ini dilihat dari caranya memberi hisan

pada benda gerabah yaitu teraan tenunan. Benda kerajinan yang lain

dihasilkan zaman batu berupa perhiasan seperti cincin dari batu dan

manik-manik.

Tuesday, December 14, 2010

Karya-karya Rembrandt

 1657 The Apostle Paul (The National Gallery of Art, Washington, D.C.)

 Jaga Malam (1642)

 1633 Christ in the Storm on the Lake of Galilee (formerly at the Isabella Stewart Gardner Museum, Boston; stolen in 1990 and still at large)
 1630-1635 A Turk (The National Gallery of Art, Washington, D.C.)

 1656 A Woman Holding a Pink (The National Gallery of Art, Washington, D.C.)

 1629 An Artist in His Studio (The Museum of Fine Arts, Boston, Massachusetts)

1632 Anatomy Lesson of Dr. Nicolaes Tulp (Mauritshuis, The Hague)

 1653 Aristotle with a Bust of Homer (Metropolitan Museum of Art, New York)

 Kembalinya sang anak yang hilang,j 1662

 1650 The Mill (The National Gallery of Art, Washington, D.C.)

 1632 Portrait of a Noble (Oriental) Man (Metropolitan Museum of Art, New York)

 1631 Portrait of Nicolaes Ruts (Frick Collection, New York)

 1630 The Raising of Lazarus (Los Angeles County Museum of Art, Los Angeles)

 1650 The Philosopher (The National Gallery of Art, Washington, D.C.)1650 The Mill (The National Gallery of Art, Washington, D.C.)

1635 Belshazzar's Feast (National Gallery, London)

Rembrandt van Rijn


Rembrandt Harmenszoon van Rijn (15 Juli 16064 Oktober 1669) adalah pelukis Belanda yang merupakan salah satu pelukis terbesar dalam sejarah seni Eropa. Rembrandt dikenal dengan keahliannya memanipulasi ekspos cahaya terhadap objek sehingga memberikan efek tertentu di dalam lukisan.
Rembrandt juga sering membuat karya-karya grafis dan gambar. Kontribusinya yang besar terhadap seni rupa terjadi pada era keemasan Belanda (sekitar abad 17).

Riwayat Hidup

Rembrandt lahir 15 Juli 1606 di Leiden, Netherlands. Keluarganya hidup cukup sejahtera, ayahnya bekerja di penggilingan, sementara ibunya seorang anak tukang roti.
Masa kecilnya dilewati di sekolah latin dan kemudian melanjutkan ke Universitas Leiden, meskipun tercatat dalam sejarah bahwa ia jauh lebih tertarik kepada dunia melukis.

Ayahnya kemudian menyerah dan mengirimkannya untuk magang kepada pelukis sejarah terkenal Leiden, Jacob van Swanenburgh. Setelah lepas dari kewajiban magang bersama Pieter Lastman di Amsterdam, Rembrandt membuka studio di Leiden, yang didirikan dan digunakannya bersama Jan Lievens. Pada tahun 1627, Rembrandt mulai menerima murid, salah satunya Gerrit Dou.

Semenjak 1631, Rembrandt telah mendapat reputasi yang baik dari penugasannya sebagai pelukis potret tokoh-tokoh di Amsterdam. Selanjutnya, ia kemudian pindah ke sana dan tinggal di rumah penyalur lukisan, Hendrick van Uylenburgh.
Kepindahan ini kemudian berlanjut dengan perkawinannya dengan cucu jauh Hendrik, Saskia van Uylenburg pada 1634.Pernikahan ini terlihat jelas atas alasan cinta. Meskipun ayah Saskia dulunya adalah burgemeester (gubernur) Leeuwarden, Saskia pada masa itu telah menjadi yatim piatu dan tidak dalam keadaan berlimpah harta. Saskia tinggal bersama kakaknya di Frisia dan tidak memiliki banyak koneksi di Amsterdam untuk mendukung karier Rembrandt.

Pada 1639, Rembrandt and Saskia pindah ke sebuah rumah kecil di Jodenbreestraat di sebuah perkampungan Yahudi (Saat ini menjadi Rembrandt House Museum). Meskipun hidup sejahtera, keluarganya menghadapi cobaan. Tiga anaknya meninggal saat lahir. Hanya anak keempat, Titus yang lahir 1641, yang bisa hidup hingga dewasa. Saskia meninggal 1642 sesaat setelah kelahiran Titus kemungkinan akibat TBC.

Akhir 1640an, posisi Saskia sebagai istri digantikan oleh Hendrickje Stoffels, yang sebelumnya bekerja sebagai pelayan tumah tangga Rembrandt. Pada 1654 mereka mendapat seorang anak perempuan Cornelia, yang membuat Hendrickje divonis oleh Reformed church Belanda untuk menjalani status "hidup dalam dosa". Rembrandt tidak hadir dalam persidangan ini karena ia bukan anggota gereja ini.

Rembrandt hidup boros, termasuk dengan membeli banyak karya seni, khususnya cetakan, (kebanyakan digunakan sebagai referensi lukisannya), dan barang-barang antik, yang kemungkinan besar menjadi alasan kebangkrutannya pada 1656. Ia terpaksa menjual rumah dan pindah ke rumah yang lebih sederhana di Rozengracht. Di sini, Hendrickje dan Titus memulai usaha toko barang seni hingga akhir riwayatnya. Bagaimanapun, reputasi Rembrandt tidak tenggelam pada masa ini karena ia masih mendapat penugasan untuk lukisan-lukisan sejarah yang besar untuk balai kota yang baru.

Rembrandt hidup terpisah dengan Hendrickje dan Titus. Pada akhir riwayat, hanya Cornelia yang ada di sampingnya. Hidup terpisah dengan anak lelakinya membuat id terpukul berat dan akhirnya meninggal pada 4 Oktober 1669 di Amsterdam dan dikubur tanpa tanda atau upacara apapun diWesterkerk.

Karya-karya

Salah satu kutipannya yang masih tercatat hingga kini mengenai pencapaiannya dalam seni rupa adalah "pergerakan yang terhebat dan alami", (diterjemahkan dari frase Belanda die meeste ende di naetuereelste beweechgelickheijt), dalam sebuah surat yang ditulis untuk koleganya. Tidak begitu diketahui dengan jelas maksud pergerakan di sini, apakah mengacu kepada objek yang dilukisnya atau emosi orang yang menikmati lukisannya.
Secara keseluruhan, Rembrandt telah menghasilkan 600 lukisan, 300 etsa, dan 2000 gambar. Kebanyakan berupa self potrait, yang memberikan gambaran sangat jelas mengenai Rembrandt yang sebenarnya, baik dari segi emosi maupun penampilan.

Teknik yang dipakai kebanyakan adalah chiaroscuro, yang memberikan kontras yang cukup jelas antara bayangan dan pantulan cahaya dengan gradasi yang halus, sekaligus memberikan efek dramatis kepada pemirsanya. Meskipun tetap saja kebanyakan tampil dengan tema-tema yang formal, karyanya mendalami aspek-aspek kemanusiaan tanpa membedakan usia maupun kekayaan.

Beberapa anggota keluarganya, seperti istrinya Saskia, anaknya Titus, dan istri mudanya Hendrickje juga sering tampil di beberapa bagian lukisan, yang kebanyakan bertema mitologi, biblikal, atau rekaman sejarah.

Perjalanan kesenian

  • Pada periode Leiden (1625-1631) terlihat jelas bahwa pengaruh Lastman sangat besar. Kebanyakan karyanya berukuran kecil, tetapi penuh detail. Kebanyakan temanya religius dan allegoris.
  • Pada periode Amsterdam (1632-1636), Rembrandt mulai menggunakan kanvas besar, warna-warna kuat, dan menciptakan suasana dramatis. Rembrandt juga banyak menghasilkan lukisan potret. Lukisan-lukisan lain memakai tema biblical and mitologis.
  • Akhir 1630, Rembrandt banyak menciptakan lukisan pemandangan dan beberapa etsabertema alam. Pada periode ini, pemandangan yang diperlihatkan banyak dipengaruhi fenomena alam, seperti pohon yang tersambar petir atau langit biru ditutupi awan kelam.
  • Sejak 1640, karyanya mulai mengarah lebih tragis, memperlihatkan kejadian-kejadian yang menimpa keluarganya. Aspek teknis yang biasanya kuattertutupi oleh ekspresi yang dalam. Tema biblikal lebih sering muncul dari Perjanjian baru. Ukurannya kembali mengecil. Sebagai pengecualian The Night Watch (Jaga Malam), karyanya yang paling besar dalam ukuran, Pemandangan lebih sering muncul dalam karya etsa daripada lukisan.
  • Pada 1650an, gaya Rembrandt kembali berubah. Karya lukisan menjadi lebih banyak. Warnanya lebih kaya dan goresan kuas lebih kuat. Dari gejala ini terlihat bahwa Rembrandt berusaha menjauh dari karya-karya sebelumnya dan trend pada masa itu. Tema biblikal nmasih sering terlihat, but tetapi penekannya tidak lagi dalam suasana ramai, tetapi lebih mengarah kepada pengamatan seperti di dalam objek-objek lukisan potretnya.
  • Pada tahun terakhirnya, Rembrandt membuat banyak lukisan dirinya yang terkenal, yang memperlihatkan banyak gurat kesedihan dan kelelahan.